10 research outputs found

    The Newton’s Polynomial Based - Automatic Model Generation (AMG) for Sensor Calibration to Improve the Performance of the Low-Cost Ultrasonic Range Finder (HC-SR04)

    Get PDF
    The ultrasonic range finder sensors is a general-purpose sensor to measure the distance contactless. This sensor is categorized as a low-cost sensor that is widely used in various applications. This sensor has a significant deviation that leads to significant errors in the measurement result. The error produced by this sensor tends to increase proportionally to the measured distance. The implementation of a particular algorithm is required to reduce the error value. The model-based calibration is a solution to increase accuracy. The model-based solutions are no longer feasible if the states of the model have changed. The length of the usage of the sensor leads to sensor fatigue. Sensor fatigue is one of the causes of model state changes. If the drift is still within the tolerance limit, the sensor performance can still be restored using the calibration method. The model-based calibration calibrates the sensor by using the model. The update of the model must be made whenever the changing of the model state occurred. Since the manual model-making process is not an easy task, time, and cost required, then the Newton polynomial-based (Automatic Model Generation (AMG) has been implemented in this research. The AMG algorithm generates the new sensor model automatically based on the most updated states. This automatic model generation is implemented in the calibration process of the ultrasonic sensor. The implementation of a polynomial-based AMG algorithm for sensor calibration has been succeeded in improving the calibrated sensor’s accuracy by 96.4% and reducing the MSE level from 25.6 to 0.914The ultrasonic range finder sensors is a general-purpose sensor to measure the distance contactless. This sensor is categorized as a low-cost sensor that is widely used in various applications. This sensor has a significant deviation that leads to significant errors in the measurement result. The error produced by this sensor tends to increase proportionally to the measured distance. The implementation of a particular algorithm is required to reduce the error value. The model-based calibration is a solution to increase accuracy. The model-based solutions are no longer feasible if the states of the model have changed. The length of the usage of the sensor leads to sensor fatigue. Sensor fatigue is one of the causes of model state changes. If the drift is still within the tolerance limit, the sensor performance can still be restored using the calibration method. The model-based calibration calibrates the sensor by using the model. The update of the model must be made whenever the changing of the model state occurred. Since the manual model-making process is not an easy task, time, and cost required, then the Newton polynomial-based (Automatic Model Generation (AMG) has been implemented in this research. The AMG algorithm generates the new sensor model automatically based on the most updated states. This automatic model generation is implemented in the calibration process of the ultrasonic sensor. The implementation of a polynomial-based AMG algorithm for sensor calibration has been succeeded in improving the calibrated sensor’s accuracy by 96.4% and reducing the MSE level from 25.6 to 0.91

    The reduction of polynomial degrees using moving average filter and derivative approach to decrease the computational load in polynomial classifiers

    Get PDF
    Carbon monoxide is a type of pollutant that is harmful to human health and the environment. On the other hand, carbon monoxide also has benefits for industrial matter. Since the benefits and disadvantages of carbon monoxide, the measurement of carbon monoxide concentration is required. The measurement of carbon monoxide level is not easy moreover with low-cost sensors. The usage of 4 sensors namely TGS2611, TGS2612, TGS2610 and TGS2602 has been used along with feature extractor. The polynomial classifier is required to interpret the feature vector into the amount of substance concentration. The common classifier methods suffer fatal limitations. The polynomial classifiers method offers lower complexity in solution and lower computational effort. Since the involvement of a huge number of data points in the modelling process leads to high degree in the polynomial model. The occurrence of Runge's phenomenon is highly possible in this condition. This phenomenon affects the accuracy level of the generated model. The degree reduction algorithm is required to prevent the occurrence of Runge’s phenomenon. The combination of MAF (Mean Average Filter) and derivative approach as degree reductor algorithm has succeeded in reducing the polynomial model degree. The greater the number degree in the model means the greater the computational load. The model degree reductor algorithm has been succeeded to reduce computational load by 96.6%.Karbon monoksida merupakan salah satu jenis polutan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Di sisi lain, karbon monoksida juga memiliki manfaat untuk keperluan industri. Karena kelebihan dan kekurangan karbon monoksida, maka diperlukan pengukuran konsentrasi karbon monoksida. Pengukuran kadar karbon monoksida tidak mudah apalagi dengan sensor yang murah. Penggunaan 4 sensor yaitu TGS2611, TGS2612, TGS2610 dan TGS2602 telah digunakan bersama dengan feature extractor. Pengklasifikasi polinomial diperlukan untuk menginterpretasikan vektor fitur ke dalam jumlah konsentrasi zat. Metode pengklasifikasi umum mengalami keterbatasan fatal. Metode pengklasifikasi polinomial menawarkan kompleksitas yang lebih rendah dalam solusi dan upaya komputasi yang lebih rendah. Karena keterlibatan sejumlah besar titik data dalam proses pemodelan mengarah ke derajat yang tinggi dalam model polinomial. Fenomena Runge sangat mungkin terjadi pada kondisi ini. Fenomena ini mempengaruhi tingkat akurasi model yang dihasilkan. Algoritma reduksi derajat diperlukan untuk mencegah terjadinya fenomena Runge. Kombinasi MAF (Mean Average Filter) dan pendekatan turunan sebagai algoritma pereduksi derajat telah berhasil mereduksi derajat model polinomial. Semakin besar angka derajat dalam model berarti semakin besar beban komputasinya. Algoritma pereduksi derajat model telah berhasil mengurangi beban komputasi sebesar 96,6%

    PENERAPAN UU NO. 14/2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PADA SITUS BADAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan membangun peta layanan informasi publik berbasis teknologi informasi bidang pendidikan berdasarkan UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Metode penelitian yang digunakan action research dengan melakukan observasi situs badan publik bidang pendidikan dengan memetakan konten informasi pada menu/sub menu berdasarkan Permendiknas No 50 tahun 2011 tentang layanan informasi publik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan menentukan konten informasi publik yang sesuai UU No 14/2008. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari 58 item informasi publik yang harus disediakan, ternyata hanya terdapat 17 item (29%) sehingga masih terdapat 71% item informasi publik yang belum tersedia, serta sifat situs www.kopertis6.or.id dalam memberikan layanan informasi publik masih sebatas menampilkan, namun belum memberikan layanan yang bersifat interaktif. Kata kunci: informasi publik, situs, Kopertis

    DESAIN DATABASE PENDUKUNG LAYANAN INFORMASI PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini menghasilkan model database sebagai pendukung layanan informasi publik Perguruan Tinggi Swasta  yang cepat  dan tepat waktu, berbiaya  ringan, dan cara sederhana sesuai dengan amanat UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang dikoordinasikan melalui Kopertis Wilayah VI. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan perancangan model pengelolaan database dengan cara menganalisis dan identifikasi sumber data pendukung layanan informasi publik PTS menggunakan tools Context Diagram, menganalisis dan  perumusan model pengolahan data untuk menghasilkan informasi publik PTS menggunakan Data Flow Diagram, menganalisis dan identifikasi informasi publik PTS, berdasarkan Context Diagram serta Data Flow Diagram merumuskan model hubungan antar entitas dalam sistem dalam Entity Relationship Diagram, sehingga dihasilkan desain menu database pendukung informasi publik Perguruan Tinggi Swasta yang terintegrasi. Kata Kunci : model, database, informasi publi

    TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS XYZ DOMAIN MONITOR AND EVALUATE (ME) FRAMEWORK COBIT 4.0

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kematangan (maturity level) tata kelola teknologi informasi khususnya pada Domain Monitor and Evaluate (ME) dengan mengacu pada kerangka kerja COBIT 4.0. Perhitungan maturity level proses-proses pada domain ME dilakukan dengan cara menganalisis kuisioner dan hasil observasi terhadap pengelolaan teknologi informasi pada Universitas XYZ. Diketahui bahwa current maturity level domain ME berada pada level 1. Selanjutnya current maturity level tersebut dijadikan sebagai dasar dalam merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kapasitas proses tata kelola teknologi informasi domain ME, yakni pada level 3. Hasil dari penelitian ini berupa rekomendasi kegiatan yang harus dilakukan agar tingkat kematangan yang diinginkan (expected maturity level) tercapai, disertai dengan indikator pengukurannya. Kata kunci : Monitor and Evaluate (ME), Tingkat Kematangan , Tata Kelola T

    PERHITUNGAN WAKTU BAKU DENGAN METODE WORK SAMPLING UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL

    No full text
    Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perusahaan. Pada proses minuman ringan di PT. C khususnya proses produksi masih menggunakan tenaga manusia dan jumlah tenaga kerja di bagian tersebut juga belum efektif. Bertolak dari hal tersebut, maka salah satu tindakan yang tepat adalah dengan melakukan penelitian untuk menentukan jumlah tenaga kerja optimal dan efektif pada perusahaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui waktu baku pada proses produksi ukuran botol 1 liter di PT. C Central Java.; (2) Mengetahui jumlah tenaga kerja optimal dan efektif yang dibutuhkan bagian tersebut sesuai perhitungan waktu baku. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode work sampling. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Proses produksi botol 1 liter di PT. C. sudah terstruktur dengan baik dan pada prosesnya menggunakan peralatan semi otomatis. (2) Waktu baku rata-rata pengangkatan barang ke konveyor adalah sebesar 0,868 menit dengan tenaga kerja rata-rata sebanyak 12 orang. Waktu baku rata-rata pemisahan botol adalah sebesar 0,8886 menit dengan jumlah tenaga kerja rata-rata sebanyak 13 orang. Sedangkan waktu baku rata-rata bagian seleksi adalah sebesar 0,8026 menit dengan jumlah tenaga kerja rata-rata sebanyak 12 orang. Kata kunci : tenaga kerja,work sampling, waktu bak

    ANALISIS PENGARUH AKURASI, KETEPATAN WAKTU DAN RELEVANSI INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI ATEMIS ON WEB DI PT.TELKOM MSC AREA IV JAWA TENGAH DAN DIY

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh akurasi, ketepatan waktu dan relevansi informasi yang dihasilkan sistem informasi ATEMIS on Web terhadap kepuasan pemakai sistem informasi tersebut di PT. TELKOM MSC area IV Jawa Tengah dan DIY. Variabel kualitas informasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah akurasi, ketepatan waktu dan relevansi informasi [1]. Jenis penelitian adalah penelitian korelasional. Data diseleksi menggunakan teknik purposive sampling dengan metode judgment sampling. Pengumpulan data primer melalui penyebaran kuesioner. Analisis dilakukan terhadap jawaban 25 responden yang terdiri dari manajer dan staf . Metode analisis dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis.Hasil penelitian menunjukkan nilai thitung variabel akurasi sebesar -3,398 berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pemakai, nilai t hitung variabel ketepatan waktu sebesar 2,767 berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pemakai serta nilai t hitung variabel relevansi sebesar 5,613 berpengaruh signifikan terhadap terhadap kepuasan pemakai sistem informasi ATEMIS on Web. Varibel relevansi mempunyai pengaruh paling dominan (t hitung=5,613) terhadap kepuasan pemakai daripada variabel akurasi dan ketepatan waktu. Ketiga variabel yaitu akurasi, ketepatan waktu dan relevansi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pemakai sistem informasi ATEMIS on Web di PT. TELKOM MSC area IV Jawa Tengah dan DIY

    PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

    Get PDF
    GPS (Global positioning System) banyak bermanfaat bagi berbagi kepentingan dan memungkinkan untuk melakukan pemantauan. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh yaitu memantau keberadaan posisi telepon seluler yang terpasang pada perangkat komputer. Aplikasi ini memadukan antara pemrograman visual dan Google Maps. Dengan menggunakan peta Google maka pengguna dapat melihat posisi telepon seluler tersebut. Untuk keperluan transfer data dari telepon seluler ke aplikasi yang terpasang pada computer dibutuhkan protokol XMPP. XMPP adalah kependekan dari Extensible Messaging Presences and Protocol. Dengan XMPP pengiriman data koordinat dapat dikirim dengan mudah dan relatif cepat. Setelah dilakukan analisis. penggunaan protokol XMPP terbilang relative cepat dalam proses penirimannya. Sehingga terkesan posisi yang ditampilkan dalam keadaan real time. Pengujian yang terakhir adalah pengujian ketepatan posisi yang digunakan untuk menentukan ketelitian dari GPS yangdigunakan dalam aplikasi

    EVALUASI SISTEM PRODUKSI DENGAN MEMBANDINGKAN HASIL PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

    No full text
    Abstrak : peningkatan produktivitas merupakan perhatian penting semua sektor perusahaan produktifitas dilihat dari kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan waktu yang dimiliki, sehingga perlu adanya evaluasi akan sistem produksi yang berlangsung. Tujuan dari penelitian ini adalah mengavaluasi sistem produksi yang ada pada lantai granular, membandingkan hasil simulasi dengan keadaan sebenarnya pada perusahaan, mengetahui hasil sistem produksi dengan menggunakan metode simulasi. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi langsung kelapangan dan melakukan wawancara pada pekerja, formulaor, operator, supervisor. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji keseragaman data dan kecukupan data, untuk kemudian diuji distribusinya, untuk kemudian dibuat simulasinya. Dari situ ditarik kesimpulan bahwa hasil sistem produksi simulasi tidak dari keadaan nyata, dimana inputan simulasi senilai 41 dengan output 40, sedangkan output perhari perusahaan adalah sekitar 35-40 ton. Hal ini berarti simulasi yang digunakan sudah baik sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan keadaan sebenarnya.Kata Kunci :sistem Produksi, Simulasi, Produktifita
    corecore